Rabu, 05 Februari 2014

CERITA CINTA part 3

DREAM

Ya seperti kalian tau betapa anehnya jika sedang jatuh cinta, tapi apa benar inikah namanya cinta? kurasa, hal itu tidak terlalu penting , yan penting yang ku tahu pikiranku sangat terobsesi oleh sosok indah itu……,Kasy!
Hari yang cerah di pagi hari yang begitu indah, begitu menyegarkan seakan dunia sedang tersenyum padaku. Seperti biasa, pada akhir pekan aku selalu menyempatkan diri untuk berolahraga ringan di pagi hari berlari – lari kecil mengitari taman. Dan ritual sebelum mengakhiri pagi yang cerah, duduk di bangku taman.
“ lumayan keluar lagi keringat pagi – pagi, ntar mo langsung  sarapan atau mo ki pulang mandi dulu ?” tanyaku pada Kasy yang sedang sretching di samping bangku yang ku duduki itu.
“hmmm…,  langsung pulang mi saja deh,”
“ Trus ntar mo makan dmana? Masalahnya klo dah agak siang nda jualan mi tu Bu Mer”
“ ndapapa ji” jawab kasy dengan tersenyum sambil terus melanjutkan stretching dengan gerakan menarik tangan kiri ke kanan, dan menarik tangan ke kiri.
“ makan dirumah mi ki nanti juga, ntar saya yang masak mumpung lagi pengen nyoba resep baru,hehehe……”  sambungnya menjawab rasa heran ku dengan senyumnya yang Beuh….. , sangat menyejukkan hati
“ mang bisa ki masak ?” tanya ku mnggoda
“ ya nda percaya ! pokoknya ntar datang saja kerumah klo dah wangi n rapi miki, kan sa buktikan nda rugi punya pasangan kaya’ saya!” jawabnya sambil menepuk dadanya sendiri. Ya tanpa ia mengatakan seperti itu pun, aku sudah sangat sadar bahkan hanya dia ada disisiku itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku bersyukur dan sadar betapa beruntungnya diriku memiliki orang seperti dia disisi ku.
“yo balik mi ple, dah nda sabar mika’ mo coba masakan ta seenak apa kah?”  goda ku. Dan kami pun berjalan pulang bersama. Oh…, betapa indahnya hari ini!!
Sehabis mandi dan berpakaian aku segera tanpa membuang-buang waktu bergegas meluncur ke rumah Kasy. Selain karena ingin mencicipi masakannya alasan utama dan yang paling utama adalah, aku mau segera bertemu dengan dia dan berada diekatnya melihat wajah cantiknya…..,hmm.
“Eh, kita, kenapa cepat s’kali ki datang? Orang baru beli bahan” sapa Kasy saat aku tidak terasa telah sampai di depan rumahnya.
“ Hehehe…..,dah nda sabar skali  mika’ mo coba masakan ta bla”
“ Nda sabar mo coba, atau mang ‘dah lapar skali miki?” sindirnya dengan senyum manisnya yang selalu membuatku terpesona.
“Masuk miki ple dulu, klo mo minum ambil sendiri di kulkas”
“Oke !, mang mana riska? Na kaya’ sepi?” tanya ku sambil berjalan masuk kerumahnya, yang dia huni bersama dengan teman baiknya dari masa kuiah dulu Riska. Riska pada jam segini selalu terlihat sedang menyiram halaman depan rumah  dan merawat bunga-bunga yang mereka tanam di pot-pot yang tertata rapi dihalaman dan teras rumah mereka.
“Kemarin pulkam ki, ada ponakannya yang mo disunat”
“Ow….,” aku masuk ke halaman,sambil mencari-cari selang keran yang biasa digunakan Riska untuk menyiram halaman dan bunga-bunganya. Ya ketimbang tidak ada kerjaan. Lumayan mengisi waktu sampai Kasy selesai dengan hidangannya. Tidak hanya sekedar menyiram, tapi aku juga membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh disekitar bunga –bunga. Jelek-jelek gini aku juga suka dengan tumbuh-tumbuhan, especially bunga!
“Ni bunga-bunga semua punyanya Riska?” tanyaku pada Kasy saat ia hendak masuk kerumah setelah berbelanja bahan-bahan untuk masakannya yang sangat spesial pastinya.
“ Ya nda semua, tapi sebagian besar dia yang beli” jawabnya, sambil terus berjalan masuk kearah dapur.
Setelah menyiram dan sedikit merapikan tanaman-tanaman dihalaman, aku menuju ke dapur untuk membantu Kasy, tapi tiba-tiba entah dari mana datangnya kulit pisang yang ku injak membuatku…. GUBRAKK !!!
“ Woi, bangun-bangun mi ko tu!!” aku melihat Adjie di hadapanku, sedang berdiri sambil cengar-cengir penuh kepuasan. Tapi tunggu dulu bukannya tadi aku ada dirumah Kasy hanya berdua, tapi kenapa makhluk yang tidak jelas ini yang ada di hadapanku ?
“Jiah, malah melamun ! ayo jogging biar sehat !!”  Heh ?? aku masih belom bisa mencerna situasi yang ada, MIMPI ????  AAAARRRGGHHH…….. !!!#@#!@#!
Tanpa memperdulikan makhluk didepan ku aku langsung kembali naik ke tempat tidur, menarik selimut dan kembali tidur,berharap mimpi indah ku tadi akan berlanjut, ya walaupun kemungkinannya seribu banding satu bisa terjadi. Tapi sepertinya kali ini aku berada pada angka seribu itu, di dukung makhluk yang kali ini sangat tidak ku harap untuk menampakkan diri di hadapanku.sangat!
“ Ayo,ayo,ayo !!! malah tambah tidur lagi dia ! apa jadinya Indonesia kalo anak mudanya kaya’ ko semua!” dengan gaya bahasa deklamatisnya, dia terus menarik ku dari tempat tidur.  Dan dia orang paling tahu kalau aku orang yang paling tidak suka kalau kaki ditarik sementara tidur, dan kali ini dia memakai  cara menyebalkan itu dan berhasil membuatku menyerah. Menyerah untuk melanjutkan tidur, menyerah pada ajakannya, dan menyerah untuk harapanku bisa melanjutkan mimpiku yang sangat-sangat indah. L
Hari itu memang sangat cerah dan sangat menyegarkan, ya itu mungkin yang kurasakan kalau saja pagi ini berawal dengan sesuatu yang lebih menyenangkan……,
“ Berapa  tahun mi ko ma shisy ?” tanya ku pada Adjie saat kami beristirahat, di bangku taman seperti biasa,
“ Tujuh tahun lebih, kenapa?”
“Tahan mu di?”
“Mang ada alasan tuk nda tahan ? shisy cantik, bae’, nda sombong….,”
“Murah senyum, rajin menabung !!:” potongku sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, yang seperti biasa kalau sudah keluar kalimat itu pasti akhirnya jadi candaan. Tapi walapun itu candaan, kalau dipikir-pikir apa yang dia katakan memang benar juga sih, Shisy memang cantik, baik, murah senyum dan memang aku juga pernah sempat berpikir kalau Adjie sangat beruntung bisa mendapat orang seperti Shisy, sangat-sangat beruntung dengan tampang yang pas-pasan kaya’ gitu. Tapi hal yang perlu di garis bawahi meskipun aku berpikir seperti itu, aku juga tidak pernah berpikir untuk merebut Shisy dari Adjie, meskipun mungkin yaa…, masalah tampang berani bersainglah dengan Adjie.
Sambil berlari-lari kecil mengelillingi taman kota otak ku terus bekerja dengan giat selain harus meyelaraskan langkah-langkah ku dan menjaga keseimbangan tubuh, dia juga terus berpikir tentang nasibku yang sudah lebih dari 20 tahun hidup dan masih sendiri tanpa ada seorang wanita yang memikirkan hidupku, kecuali mama ku tentunya.
“hmm…., ntar sore ke losari deh,” celetuk Adjie ditengah-tengah “pelarian” kami di taman.
“heh ??”  aku hanya menanggapinya heran, tumben-tumben aja nih anak ngajak ke Losari,
“iy lama mi nda kesana cari suasana baru gtu, hehehe…….”  Jelasnya.
“tapi masalahnya nda biasanya ko mo nongkrong di Losari,” tanggapku heran,
“kan tadi dah sa bilang, Cuma mo jiK cari suasana baru”
“Sembarang….” Jawabku dengan ekspresi datar karena selain masih agak jengkel, juga otakku yang mendadak rajin ini, masih kelimpungan dengan kerjaan-kerjaan yang dia cari sendiri.
Dan……, tibalah saat-saat yang ku tunggu, jeng,jeng,jeng….., waktunya sarapan(dibaca dengan suara doraemon.ed)
“jadi makan dimana ni ?” Tanya ku pada Adjie
“heh ? tumben ko yang nanya duluan,sembarang ji klo saya! Yang penting enak en’ …..”
“KENYANG !!!” saut kami berdua kompak sambil tertawa dan melanjutkan perjalanan kembali ke markas.
“gimana klo di warung pojok itu mo saja,hehehhe….” Usulku pada Adjie
“keburu busung lapar itu kaue, kenapa nda d Bu Mer saja?” protes Adjie
“oww….., ku tau, ehehhehe…., Kasy to?” liriknya sambil tersenyum menggoda
“apa sede’ kau? Sambarana inie..! apa Kasy?” bantahku sambil salah tingkah, yah.., memang Kasy jadi alasan utamaku ingin terus kembali ke warung pojok itu, Kasy…., what a beautiful creature… <3 <3
“Demi kebahagiaan mu, apapun ku lakukan, meskipun harus busung lapar” canda Adjie dengan nada yang lebay,
“Apa…, Bahasa mu anu lebay sekali,” sindir ku
“tapi dobel  nah? Hhehehehh….,” minta Adjie  sambil mengedip-ngedipkan matanya genit
“apa ji, na bilang apapun demi saya? Ternyata ada maunya, mentong kau” ejek ku
“hehhehe….,” Adjie hanya nyengir.
Sesampai di kontrakan kami tidak langsung mandi, kami hanya mengobrol santai sambil menunggu keringat kami berhenti bercucuran.
“eh, iyo mang mimpi apako tadi sampai malas sekali ko bangun ?” celetuk Adjie membuat ku terkejut,
“eh, nda ji nda mimpi apa-apa ji” sangkal ku dengan sikap mencoba biasa saja, takut Adjie semakin curiga , karena selain kritis makhluk ini juga seakan bisa membaca Bahasa tubuh, yang menuruku jarang sekali salah, entah hanya berlaku padaku saja karena kami sudah cukup lama bersama, atau memang dia punya keistimewaan bisa membaca pikiran atau Bahasa tubuh orang lain entahlah…..
“balle-balle ko, k’liatan skali tadi waktu ku ‘ksi bangun ko malas skali, trus d jalan tadi kaya’ mikir gtu?!” iyakan ??!?!
“na memang ndada ji, eh iyo tadi ko bilang dah 7 tahun mi ko ma Shisy ?”  Tanya ku mencoba mengalihkan pembahasan.
“hehehhe…., iyo mang kenapai ?” Adjie selalu tersipu dan sedikit selalu membanggakan diri jika membahas tentang hubungannya dengan Shisy, dan juga sangat bersemangat untuk mebahas tentang hubungannya itu, walaupun kadang membuat risih dan iri….,
“ mang dulu gimana ceritanya bisa ko jadian ma dia?” tapi 1 hal positif yang ku dapat dari sifat temanku ini mengenai hubungannya dia tidak pernah pelit untuk berbagi pengalaman cintanya,sebagai pembalajaran buatku yang masih sangat polos soal menjalin hubungan percintaan.
“hehehe…,” Adjie nyengir lagi…,
“yang ‘hehehehe’ di kandatto’” sela-ku, dengan mengaktifkan permainan kuno yang intinya melarang untuk nyengir-nyengir lagi
“yah…, gimana di’ masalahnya mang lucu  sejarahnya,” mula Adjie
“heh ??” membuatku heran, memang kami sudah lama bersama  tapi tidak pernah menanyakan soal bagaimana awal cerita cinta mereka berdua, yang pastinya mereka terlihat selalu bahagia.
































Tidak ada komentar:

Posting Komentar