Selasa, 04 Februari 2014

CERITA CINTA part 2

The Meeting

Setelah selesai makan, dan minum menghabiskam masing-masing dua gelas es kelapa muda, ya maklumlah hari ini memang terasa begitu panas, inilah efek dari global warming, yang entah karena akibat dari perbuatan spesies kita atau memang siklus alamiah. Kami  beristirahat sejenak, menurunkan makanan dulu, istilah orang dulu, yang saya juga masih bingung atas dasar ilmiah apa yang membuat mereka bisa mengeluarkan statemen yang sangat berpengaruh sampai masa kini. Tapi tidak dipungkiri kalau kadang-kadang sangat menguntungkan saat sedang ingin mengulur-ulur waktu.
Di tengah-tengah obrolan kami, tiba-tiba mataku tertuju pada sesosok yang berdiri dengn anggunnya didepanku, yang kebetulan berada pas disamping kasir warung itu.
“ Wow !!” pikirku, sosok yang sangat indah, terindah yang pernah kulihat. Ku rasa saat ini hatiku bernyanyi lagu dari group ban MLTR, “Paint My Love”
“ Woy !!!, Woii !!” Suara adjie, membuyarkan imajinasi ku.
“Kenapa ko lagi sede’? Tiba-tiba diam di ajak bicara, bikin keki saja.”
“ A.. ?, O…., nda ji!” jawabku tergopoh, karena memang aku masih setengah sadar dari imajinasiku tadi,
“kenapa? Apa tadi ko bilang?”
“ Mmmdede…., liat anaknya orang sampai segitunya,cantik memang ia. Mo ko sa salamkan?” goda Adjie, seakan tahu pikiranku, sambil melirik ke earah wanita yang berdiri dekat kasir itu, yang memang sosok yang kumaksudkan tadi, dan benar-benar suatu keindahan, setidaknya itu menurut pikiran dan disetujui oleh hatiku.
“ Sambaranna inie…., Ayo mi deh, pulang” ajakku ke kedua orang temanku itu. Dan memang niatku untuk bisa melihat sosok indah itu, yang berlalu begitu saja, tanpa memperdulikan kalau ada seseorang yang sedang  melihat dan mengaguminya dan ingin melihatnya lebih lama lagi.
Dengan sedikit tergesa aku segera membayar ke kasir warung itu.  Sedikit menahan diri sebenarnya, karena tidak ingin yang lain mengetahui kalau memang benar aku telah kepincut pada cewek yang notabene bahkan lima menit pun tidak sampai aku melihatnya. Setelah membayar akupun segera keluar tanpa menunggu kedua orang teman ku keluar. Berharap Dia, cewek itu , masih berada di dekat situ, tapi ternyata ia telah menghilang di ujung blok itu.
Malamnya seperti yang ada di film dan cerita-cerita drama lainnya, setelah bertemu sesuatu yang menakjubkan akupun terus kepikiran, dan alhasil sepanjang hari sosok itu terus memenuhi pikiranku. Saat ngobrolpun aku tidak begitu memerhatikan tema apa yang mereka, Adjie dan Ippank, sedang bicarakan. Sampai malampun itu tidak berhenti dan tetap saja seperti itu, makhluk indah itu terus mengisi kepalaku.
“Kenapa ko itu kau?”, tanya Ippank penasaran, dan biasanya jika Ippank sudah sampai merasa khawatir juga, berarti situasinya memang benar-benar sudah gawat, dan jika di misalkan dalam keadaan medis sudah harus masuk ruang ICU, yang sebenarnya aku sendiri tidak tahu pasti apa tepatnya arti dari kata itu, yang ku tahu cuma jik a orang sudah masuk ruang ICU itu sudah dalam taraf yang gawat.
“Nda ji, capek ja’ bla seharian nda istirahat. Ayo makan deh, lapar ka’,”
“AYO !!!” sahut Adjie dengan cepat,
“Kau itu pasti paling cepat kalo’ makan” timpal ku ke Adjie.
“Di tempat yang tadi siang mo saja deh, lumayan enak ji juga disitu, tempat n’ makanannya,” ajakku, dan hal yang paling penting adalah maksud terselubungku, yang sebenarnya bisa di tebak dengan mudah, berharap bisa bertemu lagi dengan cewek tadi siang yang membuatku ternganga. Berharap dia juga akan makan malam ditempat yang sama.
Setelah sholat maghrib kamipun langsung menuju ke warung pojok blok itu. Di jalan hatiku seakan ingin keluar dari tempatnya, gelisah, kegelisahan yang juga tidak dapat ku ungkapkan. Seperti inikah cinta? Ternyata sangat aneh terasa begitu tidak mengenakkan namun tetap terasa nikmat dan menyenangkan, benar-benar sulit untuk di ungkapkan. Dijalanpun pikiran ku terus berandai-andai tentang sosok yang menakjubkan yang sampai detik  ini belum ku ketahui namanya. Dan merencanakan apa saja yang akan dan bisa kulakukan untuk bisa lebih dekat dekat dengannya, setidaknya untuk tahap ini sekadar tahu namanya dulu sajalah, selanjutya terserah anda. J
Begitu sampai di warung pojok itu, ternyata tempat itu sudah di penuhi makhluk-makhluk kelaparan yang juga mencari sesuatu untuk dimakan. Dan terlihat seperti kantin saat jamanku sekolah dulu, begitu penuh, dan hiruk pikuk orang yang berlalu lalang, mencari tempat duduk atau para pelayan yang sedang mencatat, mengantarkan pesanan, ada juga yang membawa sendiri menu pilihannya, mungkin sudah tidak tahan lagi ingin cepat-cepat menyantap hidangannya itu, daripada harus menunggu giliran untuk di antarkan oleh pelayan, yang juga harus mengantarkan pesanan yang lain yang tidak bisa dibilang sedikit. Jadi harus bersabar jika memang mau diantarkan langsung ke meja.
“ Deh…, penuhnya!”
“ Iyo, sebentar-sebentar pi deh, masuk,” Ippank menanggapi Adjie, ya karena memang mereka paling malas jika harus berdesak-desakan, dalam hal apapun. Dan kalau hal itu tidak terlalu urgent  mereka lebih memilih menunggu atau mencari sesuatu yang lain sebagai penggantinya.
“jadi ?” Adjie melirik padaku,
“Tunggu  mi sebentar pale, paling nda lama ji ni,” Gawat kalau sampai harus ke tempat yang lain, rencana, angan-angan, dan tujuan utamaku akan gagal semuanya.
“Yakin ko? Lapar sekali ma’ saya kodong…,” seperti biasa Adjie paling tidak bisa menunggu kalau soal makan, dan juga malas untuk berdesak-desakan, sifat yang sangat harmonis untuk menyusahkan orang lain.
Innallaha Ma’as shobirin !” timpalku
“Itu terus, perasaan ndada ayat yang lain ko ksi keluar, ato  memang Cuma itu ji ko tau? Bagaya!”
“Dari pada kau, ndada ko tau!!”
“Daripada monoton!!”
“Sampaikanlah walau satu ayat” jawabku mengakhiri perdebatan tidak penting antara aku dan Adjie dengan tenang dan Ippank hanya diam dan hanya tersenyum-senyum melihat tingkah kami berdua yang memang dari sononya seperti ini, seperti Tom & Jerry, jarang akur tapi saling membutuhkan.
“Masih lama ini anu…,” gerutu Adjie
“ na  sama ji juga, mo cari makan dimana, paling dekat mi ni disini nda ditau juga masih ada ato nda warung lagi selain disini, klo mau keluar juga sama ji, lama, belum lagi kalo macet. Mending yang pasti-pasti saja.”
Sambil menunggu aku juga merasa gelisah, berharap kalau sosok yang ku nanti itu datang. Aku terus clingak-clinguk tidak jelas, dan ternyata tidak lepas dari pengawasan kedua makhluk yang sedang bersamaku itu.
“Perasaan dari tadi ku perhatikan , kaya’ gelisah sekali ko, napa ko na?”  Tanya Adjie didukung pandangan curiga dari Ippank.
“Nda ji,”
“Ada ko tunggui kah? Ato moko boker iya?”
“Nda ji, perasaan biasa ja’,” jawabku berusaha terlihat tenang. Namun bukan Adjie namanya kalau tidak bisa membaca gelagat yang tidak beres dari seseorang.
“Hehehehe………., ku tau mi!” dengan senyum dan lirikan jahatnya ia menatapku.
“Tau Apa ?” tanyaku heran
“Pasti tu cewek tadi siang ko tunggu to?”
“A…? nda ji! Kenapa ko bisa bilang gitu?”
“Kentara sekali anu, ada yang ko harap datang,”
“nda deh!” aku tetap menyangkal.
“jammo  ko anu!! Anu pernah miK’ juga hal seperti yang ko alami sekarang! Hehhehehehhe…..!”
Adjie semakin menggila ! semakin membuatku salah tingkah. Pliss stop Adjie!!
“ Eh, itue agak kosong mi, ayo mi deh, masuk! Lapar sekali ma’ juga” akhirnya ada juga pengalihan yang tidak mungkin tidak menarik perhatian Adjie.
“Mas seperti biasa spesial nda pake lama!” pesan Adjie setelah pelayan mencatat pesanan kami.
Sambil menunggu pesanan, kami ngobrol-ngobrol ringan, tapi tetap mataku awas kalau-kalau cewek itu datang juga ke warung ini. Ya kali ini dengan tidak melepaskan info terupdate tentang topik apa yang sedang di obrolkan. Hehehe…, Adjie kali ini tidak akan bisa membuatku salah tingkah lagi. Tapi tiba-tiba, Wow…, !!! sesosok yang melintas langsung membuatku terpaku, Dia…., akhirnya dia datang juga, sosok tadi siang yang begitu menarik, yang walaupun tidak samapai dua menit aku melihatnya mampu membuatku terus memikirkannya sampai mungkin bisa dibilang  membuatku terobsesi hingga sekarang.
“hehhehe….., to!!! Ngaku mi ko saja Ndi!!” dengan senyum penuh kemenangan ia menoleh ke arahku.
“Apa ?” jawabku masih mencoba mengelak,
“Tu !!” ia melirik kearah cewek tadi, lalu kembali melihat ke arahku, dan seperti biasa memainkan alisnya, seakan berbicara,  Ayo, ngaku mi ko saja, kalo ko suka ! Ippank yang duduk disebelah Adjie hanya senyum geli, entah karena melihat kelakuan Adjie yang berusaha memojokkanku atau tingkah ku yang terus berusaha menyangkal tuduhan Adjie atau karena kedua-duanya.
Dan pelayanpun datang, yang kulihat bagai seorang penyelamat, penyelamat dari aksi intimidasi yang dilakukan oleh Adjie terhadapku.
“Akhirnya, datag juga !! ayo mi makan” ajakku mengalihkan topik yang sangat tidak menguntungkanku.
“Jawab dulu!!”
“jawab apa seng? Ayo mi makan e!! ku kira tadi ko bilang tadi lapr sekali mi ko”  tanyaku pura-pura tidak mengerti.
Tapi hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, hal paling gila menurutku yang di lakukan Adjie, dengan senyum penjahatnya, ia langsung beranjak dari tempat duduknya dan hal yang paling membuatku terkejut sampai membelalakkan mata hingga hampir menahan nafas,Gila !!!  ia berjalan ke arah cewek itu duduk. Ampuun…!!! Hal gila apa lagi yang ada dipikiran orang itu!
Dengan berpura –pura tetap tenang dan meneruskan memakan maknananku, sambil tetap memperhatikan apa yang dilakukan makhluk itu. Dan yang membuatku cemas karena kuperhatikan, Adjie sedikit mengobrol dengan cewek – cewek itu.
“Hhehehe……,”
“Kenapa ko datang – datang langsung senyum – senyum nda jelas gitu kau?” tanya ku langsung, penasaran atas apa saja yang telah ia lakukan di meja seberang tadi.
“Kasy !!!” jawabnya tersenyum, sambil menuangkan sambal yang tadi di ambilnya dari meja cewek itu.
“Apa??? Datang – datang senyum nda jelas, ditanya malah jawab nda jelas” aku semakin penasaran,
“Ngapamie….,santai ko jo! Tu bidadarimu, namanya kasy, kasy pake Y bede’”jawabnya santai.
“Siapa ?”
“Mdede……., jammoko bohong,kliatan skali klo ko suka I itu cewek”
“Makan,makan…..!” membuatku salah tingkah jawaban makhluk satu ini.
Hmmm…, Kasy, beautiful name, secantik orangnya. Ya beginilah sahabatku yang satu ini, walau sering melakukan hal yang aneh-aneh tapi selalu bisa membuat aku dan ippank tersenyum dalam hati, setidaknya itu menurutku, kalau Ippank mungkin akan setuju juga dengan pernyataan ku itu. Nice job Adjie !!! J
 Sesampai dirumah seperti malam kemarin, kali ini pun aku tidak bisa konsentrasi, dan kali ini aku mengambil keputusan yg lebih bijak. Langsung cabut ke kamar tanpa memperdulikan dua makhluk planet ini, daripada jadi korban penganiayaan batin lagi, heheheh….  :p
Didalam kamar seperti yang mungkin semua orang jatuh cinta alami, tidak bisa langsung terlelap. Kasy…., hmm.., nama yang sangat indah, selaras dengan wajah cantik dan paras anggunnya. Entah sejak kapan aku bisa berpuitis seperti saat ini.
Jam sudah menunjukkan puku 00:00, dan pikiranku masih bergelut dengan berbagai angan-angan tentang makhluk indah itu. Kasy……..,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar