The
Meeting
Setelah selesai makan, dan minum menghabiskam masing-masing
dua gelas es kelapa muda, ya maklumlah hari ini memang terasa begitu panas,
inilah efek dari global warming, yang entah karena akibat dari perbuatan
spesies kita atau memang siklus alamiah. Kami
beristirahat sejenak, menurunkan makanan dulu, istilah orang dulu, yang
saya juga masih bingung atas dasar ilmiah apa yang membuat mereka bisa
mengeluarkan statemen yang sangat berpengaruh sampai masa kini. Tapi tidak
dipungkiri kalau kadang-kadang sangat menguntungkan saat sedang ingin mengulur-ulur
waktu.
Di tengah-tengah obrolan kami, tiba-tiba mataku tertuju
pada sesosok yang berdiri dengn anggunnya didepanku, yang kebetulan berada pas
disamping kasir warung itu.
“ Wow !!” pikirku, sosok yang sangat indah, terindah yang
pernah kulihat. Ku rasa saat ini hatiku bernyanyi lagu dari group ban MLTR,
“Paint My Love”
“ Woy !!!, Woii !!” Suara adjie, membuyarkan imajinasi ku.
“Kenapa ko lagi sede’? Tiba-tiba diam di ajak bicara, bikin
keki saja.”
“ A.. ?, O…., nda ji!” jawabku tergopoh, karena memang aku
masih setengah sadar dari imajinasiku tadi,
“kenapa? Apa tadi ko bilang?”
“ Mmmdede…., liat anaknya orang sampai segitunya,cantik
memang ia. Mo ko sa salamkan?” goda Adjie, seakan tahu pikiranku, sambil
melirik ke earah wanita yang berdiri dekat kasir itu, yang memang sosok yang
kumaksudkan tadi, dan benar-benar suatu keindahan, setidaknya itu menurut
pikiran dan disetujui oleh hatiku.
“ Sambaranna inie…., Ayo mi deh, pulang” ajakku ke kedua
orang temanku itu. Dan memang niatku untuk bisa melihat sosok indah itu, yang
berlalu begitu saja, tanpa memperdulikan kalau ada seseorang yang sedang melihat dan mengaguminya dan ingin melihatnya
lebih lama lagi.
Dengan sedikit tergesa aku segera membayar ke kasir warung
itu. Sedikit menahan diri sebenarnya,
karena tidak ingin yang lain mengetahui kalau memang benar aku telah kepincut
pada cewek yang notabene bahkan lima menit pun tidak sampai aku melihatnya.
Setelah membayar akupun segera keluar tanpa menunggu kedua orang teman ku
keluar. Berharap Dia, cewek itu , masih berada di dekat situ, tapi ternyata ia
telah menghilang di ujung blok itu.
Malamnya seperti yang ada di film dan cerita-cerita drama
lainnya, setelah bertemu sesuatu yang menakjubkan akupun terus kepikiran, dan
alhasil sepanjang hari sosok itu terus memenuhi pikiranku. Saat ngobrolpun aku
tidak begitu memerhatikan tema apa yang mereka, Adjie dan Ippank, sedang
bicarakan. Sampai malampun itu tidak berhenti dan tetap saja seperti itu,
makhluk indah itu terus mengisi kepalaku.
“Kenapa ko itu kau?”, tanya Ippank penasaran, dan biasanya
jika Ippank sudah sampai merasa khawatir juga, berarti situasinya memang
benar-benar sudah gawat, dan jika di misalkan dalam keadaan medis sudah harus
masuk ruang ICU, yang sebenarnya aku sendiri tidak tahu pasti apa tepatnya arti
dari kata itu, yang ku tahu cuma jik a orang sudah masuk ruang ICU itu sudah
dalam taraf yang gawat.
“Nda ji, capek ja’ bla seharian nda istirahat. Ayo makan
deh, lapar ka’,”
“AYO !!!” sahut Adjie dengan cepat,
“Kau itu pasti paling cepat kalo’ makan” timpal ku ke
Adjie.
“Di tempat yang tadi siang mo saja deh, lumayan enak ji
juga disitu, tempat n’ makanannya,” ajakku, dan hal yang paling penting adalah
maksud terselubungku, yang sebenarnya bisa di tebak dengan mudah, berharap bisa
bertemu lagi dengan cewek tadi siang yang membuatku ternganga. Berharap dia
juga akan makan malam ditempat yang sama.
Setelah sholat maghrib kamipun langsung menuju ke warung
pojok blok itu. Di jalan hatiku seakan ingin keluar dari tempatnya, gelisah,
kegelisahan yang juga tidak dapat ku ungkapkan. Seperti inikah cinta? Ternyata
sangat aneh terasa begitu tidak mengenakkan namun tetap terasa nikmat dan
menyenangkan, benar-benar sulit untuk di ungkapkan. Dijalanpun pikiran ku terus
berandai-andai tentang sosok yang menakjubkan yang sampai detik ini belum ku ketahui namanya. Dan
merencanakan apa saja yang akan dan bisa kulakukan untuk bisa lebih dekat dekat
dengannya, setidaknya untuk tahap ini sekadar tahu namanya dulu sajalah,
selanjutya terserah anda. J
Begitu sampai di warung pojok itu, ternyata tempat itu
sudah di penuhi makhluk-makhluk kelaparan yang juga mencari sesuatu untuk
dimakan. Dan terlihat seperti kantin saat jamanku sekolah dulu, begitu penuh,
dan hiruk pikuk orang yang berlalu lalang, mencari tempat duduk atau para
pelayan yang sedang mencatat, mengantarkan pesanan, ada juga yang membawa
sendiri menu pilihannya, mungkin sudah tidak tahan lagi ingin cepat-cepat
menyantap hidangannya itu, daripada harus menunggu giliran untuk di antarkan
oleh pelayan, yang juga harus mengantarkan pesanan yang lain yang tidak bisa
dibilang sedikit. Jadi harus bersabar jika memang mau diantarkan langsung ke
meja.
“ Deh…, penuhnya!”
“ Iyo, sebentar-sebentar pi deh, masuk,” Ippank menanggapi
Adjie, ya karena memang mereka paling malas jika harus berdesak-desakan, dalam
hal apapun. Dan kalau hal itu tidak terlalu urgent mereka lebih memilih menunggu atau mencari
sesuatu yang lain sebagai penggantinya.
“jadi ?” Adjie melirik padaku,
“Tunggu mi sebentar
pale, paling nda lama ji ni,” Gawat kalau sampai harus ke tempat yang lain,
rencana, angan-angan, dan tujuan utamaku akan gagal semuanya.
“Yakin ko? Lapar sekali ma’ saya kodong…,” seperti biasa
Adjie paling tidak bisa menunggu kalau soal makan, dan juga malas untuk
berdesak-desakan, sifat yang sangat harmonis untuk menyusahkan orang lain.
“ Innallaha Ma’as shobirin !” timpalku
“Itu terus, perasaan ndada ayat yang lain ko ksi keluar, ato
memang Cuma itu ji ko tau? Bagaya!”
“Dari pada kau, ndada ko tau!!”
“Daripada monoton!!”
“Sampaikanlah walau satu ayat” jawabku mengakhiri
perdebatan tidak penting antara aku dan Adjie dengan tenang dan Ippank hanya
diam dan hanya tersenyum-senyum melihat tingkah kami berdua yang memang dari
sononya seperti ini, seperti Tom & Jerry, jarang akur tapi saling
membutuhkan.
“Masih lama ini anu…,” gerutu Adjie
“ na sama ji juga,
mo cari makan dimana, paling dekat mi ni disini nda ditau juga masih ada ato
nda warung lagi selain disini, klo mau keluar juga sama ji, lama, belum lagi
kalo macet. Mending yang pasti-pasti saja.”
Sambil menunggu aku juga merasa gelisah, berharap kalau
sosok yang ku nanti itu datang. Aku terus clingak-clinguk tidak jelas, dan
ternyata tidak lepas dari pengawasan kedua makhluk yang sedang bersamaku itu.
“Perasaan dari tadi ku perhatikan , kaya’ gelisah sekali
ko, napa ko na?” Tanya Adjie didukung
pandangan curiga dari Ippank.
“Nda ji,”
“Ada ko tunggui kah? Ato moko boker iya?”
“Nda ji, perasaan biasa ja’,” jawabku berusaha terlihat
tenang. Namun bukan Adjie namanya kalau tidak bisa membaca gelagat yang tidak
beres dari seseorang.
“Hehehehe………., ku tau mi!” dengan senyum dan lirikan
jahatnya ia menatapku.
“Tau Apa ?” tanyaku heran
“Pasti tu cewek tadi siang ko tunggu to?”
“A…? nda ji! Kenapa ko bisa bilang gitu?”
“Kentara sekali anu, ada yang ko harap datang,”
“nda deh!” aku tetap menyangkal.
“jammo ko anu!! Anu
pernah miK’ juga hal seperti yang ko alami sekarang! Hehhehehehhe…..!”
Adjie semakin menggila ! semakin membuatku salah tingkah.
Pliss stop Adjie!!
“ Eh, itue agak kosong mi, ayo mi deh, masuk! Lapar sekali
ma’ juga” akhirnya ada juga pengalihan yang tidak mungkin tidak menarik
perhatian Adjie.
“Mas seperti biasa spesial nda pake lama!” pesan Adjie
setelah pelayan mencatat pesanan kami.
Sambil menunggu pesanan, kami ngobrol-ngobrol ringan, tapi
tetap mataku awas kalau-kalau cewek itu datang juga ke warung ini. Ya kali ini
dengan tidak melepaskan info terupdate tentang topik apa yang sedang di
obrolkan. Hehehe…, Adjie kali ini tidak akan bisa membuatku salah tingkah lagi.
Tapi tiba-tiba, Wow…, !!! sesosok yang melintas langsung membuatku terpaku, Dia….,
akhirnya dia datang juga, sosok tadi siang yang begitu menarik, yang walaupun
tidak samapai dua menit aku melihatnya mampu membuatku terus memikirkannya
sampai mungkin bisa dibilang membuatku
terobsesi hingga sekarang.
“hehhehe….., to!!! Ngaku mi ko saja Ndi!!” dengan senyum
penuh kemenangan ia menoleh ke arahku.
“Apa ?” jawabku masih mencoba mengelak,
“Tu !!” ia melirik kearah cewek tadi, lalu kembali melihat
ke arahku, dan seperti biasa memainkan alisnya, seakan berbicara, Ayo, ngaku mi ko saja, kalo ko suka ! Ippank
yang duduk disebelah Adjie hanya senyum geli, entah karena melihat kelakuan
Adjie yang berusaha memojokkanku atau tingkah ku yang terus berusaha menyangkal
tuduhan Adjie atau karena kedua-duanya.
Dan pelayanpun datang, yang kulihat bagai seorang
penyelamat, penyelamat dari aksi intimidasi yang dilakukan oleh Adjie
terhadapku.
“Akhirnya, datag juga !! ayo mi makan” ajakku mengalihkan
topik yang sangat tidak menguntungkanku.
“Jawab dulu!!”
“jawab apa seng? Ayo mi makan e!! ku kira tadi ko bilang
tadi lapr sekali mi ko” tanyaku
pura-pura tidak mengerti.
Tapi hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, hal
paling gila menurutku yang di lakukan Adjie, dengan senyum penjahatnya, ia
langsung beranjak dari tempat duduknya dan hal yang paling membuatku terkejut
sampai membelalakkan mata hingga hampir menahan nafas,Gila !!! ia berjalan ke arah cewek itu duduk. Ampuun…!!!
Hal gila apa lagi yang ada dipikiran orang itu!
Dengan berpura –pura tetap tenang dan meneruskan memakan
maknananku, sambil tetap memperhatikan apa yang dilakukan makhluk itu. Dan yang
membuatku cemas karena kuperhatikan, Adjie sedikit mengobrol dengan cewek –
cewek itu.
“Hhehehe……,”
“Kenapa ko datang – datang langsung senyum – senyum nda
jelas gitu kau?” tanya ku langsung, penasaran atas apa saja yang telah ia
lakukan di meja seberang tadi.
“Kasy !!!” jawabnya tersenyum, sambil menuangkan sambal
yang tadi di ambilnya dari meja cewek itu.
“Apa??? Datang – datang senyum nda jelas, ditanya malah
jawab nda jelas” aku semakin penasaran,
“Ngapamie….,santai ko jo! Tu bidadarimu, namanya kasy, kasy
pake Y bede’”jawabnya santai.
“Siapa ?”
“Mdede……., jammoko bohong,kliatan skali klo ko suka I itu
cewek”
“Makan,makan…..!” membuatku salah tingkah jawaban makhluk
satu ini.
Hmmm…, Kasy, beautiful name, secantik orangnya. Ya
beginilah sahabatku yang satu ini, walau sering melakukan hal yang aneh-aneh
tapi selalu bisa membuat aku dan ippank tersenyum dalam hati, setidaknya itu
menurutku, kalau Ippank mungkin akan setuju juga dengan pernyataan ku itu. Nice
job Adjie !!! J
Sesampai dirumah
seperti malam kemarin, kali ini pun aku tidak bisa konsentrasi, dan kali ini
aku mengambil keputusan yg lebih bijak. Langsung cabut ke kamar tanpa
memperdulikan dua makhluk planet ini, daripada jadi korban penganiayaan batin
lagi, heheheh…. :p
Didalam kamar seperti yang mungkin semua orang jatuh cinta
alami, tidak bisa langsung terlelap. Kasy…., hmm.., nama yang sangat indah,
selaras dengan wajah cantik dan paras anggunnya. Entah sejak kapan aku bisa
berpuitis seperti saat ini.
Jam sudah menunjukkan puku 00:00, dan pikiranku masih
bergelut dengan berbagai angan-angan tentang makhluk indah itu. Kasy……..,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar